Carilah Keredhaan Allah

Selasa, 27 Disember 2011

MELIHAT AURA


Banyak orang menduga aura hanya dapat dilihat dengan kekuatan batin tingkat tinggi, atau dengan bantuan khodam.Yang lebih modern, aura dapat terlihat jelas lewat hasil jepretan kamera kirlian. Tapi tahukah, aura sebenarnya dapat dilihat dengan mata telanjang. Tips berikut ini akan memandunya. Namun sebelum kita ulas lebih jauh, ada baiknya kita tengok sejenak mengenai apa dan bagaimana sifat aura itu.
http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png
Sabtu, 31 Juli 2010

Membaca Kepribadian Lewat Tulisan (Grafologi)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB0xCpkdTWQUFkuqq_2PLcbDKYjmv1cFnYPqika6PhlQ115N_m2gtyg-KOElRvz9t-2Wm6igch5ALGZMryHi-jSKi-4AL99hudT1A4cXWx-CAZRmlLTOhi3kIF5LHpv6ubYu9zMJ3JIZw/s400/grafologi1.jpg



Setiap tulisan yang di buat oleh seseorang mencerminkan kepribadian orang tersebut.. Teknik ini di namakan Grafologi.

Dan tentu nya butuh pembelajaran untuk mengerti.

Bagaimanakah cara membaca nya? Mungkin sebagian dari teman teman ingin tahu kepribadian orang dari gaya menulisnya..

Grafologi adalah ilmu yang mempelajari karakter seseorang dengan cara menganalisa tulisan tangannya, buku pertama tentang grafologi ditulis oleh Camillo Baldi, seorang dokter asal Itali pada tahun 1622. Tahun 1872, Jean Michon menerbitkan bukunya yang menjadi buku pokok grafologi pada saat itu. Tak lama kemudian, universitas universitas di Eropa mulai memberi gelar Ph.D. atau Master di bidang ini.

Ada dua metode untuk menilai karakter dan kepribadian lewat ilmu ini, yaitu teknik Jerman dan teknik Perancis. Metode Jerman dengan cara melihat secara keseluruhan tulisan seseorang. Sedangkan pada teknik Perancis cenderung menganalisa per huruf lalu digabungkan. Seorang pemula biasanya mempelajari teknik Perancis terlebih dahulu.

Menurut riset, keakuratan analisa grafologi mencapai 80-90%.
Beberapa sifat yang bisa dilihat lewat tulisan seseorang:

1. Arah kemiringan huruf
Ke kanan = ekspresif, emosional
Tegak = menahan diri, emosi sedang
Ke kiri = menutup diri
Ke segala arah dalam 1 kalimat = tidak konsisten
Ke segala arah dalam 1 kata = ada masalah dengan kepribadiannya

2. Bentuk umum huruf-huruf
Bulat atau melingkar = alami, easygoing
Bersudut tajam = agresif, to the point, energi kuat
Bujursangkar = realistis, praktek berdasar pengalaman
Coretan tak beraturan = artistik, tidak punya standar

3. Huruf-huruf bersambung atau tidak
Bersambung seluruhnya = sosial, suka bicara dan bertemu dengan orang banyak
Sebagian bersambung sebagian lepas = pemalu, idealis yang agak sulit membina hubungan (terlebih hubungan spesial).
Lepas seluruhnya = berpikir sebelum bertindak, cerdas, seksama

4. Spasi antar kata
Berjarak tegas = suka berbicara (mungkin orang yang selalu sibuk?)
Rapat/Seolah tidak berjarak = tidak sabaran, percaya diri dan cepat bertindak

5. Jarak vertikal antar baris tulisan
Sangat jauh = terisolasi, menutup diri, bahkan mungkin anti sosial
Cukup berjarak sehingga huruf di baris atas tidak bersentuhan dengan baris di bawahnya = boros, suka bicara
Berjarak rapat sehingga ujung bawah huruf ‘y’, ‘g’, menyentuh ujung atas huruf ‘h’, ‘t’ = organisator yang baik

6. Interpretasi huruf ‘t’
Letak palang (-) pada kail ‘t’

- Cenderung ke kiri = pribadi waspada, tidak mudah percaya
- Tepat di tengah = pribadi yang kurang orisinil tapi sangat bertanggung jawab
- Cenderung ke kanan = pribadi handal, teliti, mampu memimpin

Panjang kail ‘t’ menunjukkan kemampuan potensial untuk mencapai target.
Tinggi-rendah palang (-) pada kail ‘t’
- Rendah = setting target lebih rendah dari kemampuan sebenarnya (kurang percaya diri atau pemalas)
- Tinggi = setting target tinggi tapi juga diimbangi oleh kemampuan
- Di atas kail = setting target lebih tinggi dibanding kemampuan

7. Arah tulisan pada kertas
Naik/menanjak = energik, optimis, tegas
Tetap/lurus = perfeksionis, sulit bergaul
Turun = seorang yang tertekan atau lelah, kemungkinan menutup diri

8. Tekanan saat menulis
Makin kuat tekanan, makin besar intensitas emosional penulisnya

9. Ukuran huruf
Makin kecil huruf yang ditulis, maka makin besar tingkat konsenterasi si penulis, begitu pula sebaliknya.

10. Sedikit tentang huruf “O”
- Adanya rahasia ditunjukkan oleh lingkaran kecil pada huruf “O”
- Kebohongan ditunjukkan oleh lingkaran huruf “O” yang mengarah ke kanan.

Read more: wisben.com on blogger: Membaca Kepribadian Lewat Tulisan (Grafologi)

Sumber : kaskus
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4858805
Diposkan oleh MS LAUNDRY KILOAN di 06:14 0 komentar http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif
Senin, 07 Desember 2009
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNKP7qCIXoXlmfS-94EjyLGyUR7N5fX0rTm40CodJ2eZ4MlNbUTR37FSZJjMINWA24IeThh5RRt-T0__CrHPEzqa-RN_SbgoUY4yzpXAT3rh5I-FP0ELbnaJbcQhwJxVXDI2zBAc63hbQ/s400/aura-image.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2VaVRjBhQT5JhMdIHmfT4jMFZ-4nyYP5gdR7Ce_QEAv1GN3cxGor5mG2UTOoqyKyS_y5VrXZ3eNdIOf4AIym0HS-MxYyg8ftBnNkV-xDev72qwAvFHRHa76qOh0mWgjerraYy_5_VEMg/s400/aura3.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTSHMZZYl2NjjuekPOv608I1x5KnjXdqAWZhvpm2SfDVxd2b9NSY_cIXAjcqmAx0Y2Ng56UPW9-gZlOZZfdO7eaHnpb2hku7TBMGNWTcHhiHYpEpDmN4vooVBU0yfRJsIQqt7H0dbyAm4/s400/6a00d8345263cd69e200e54f632f9c8834-800wi.jpg
Diposkan oleh MS LAUNDRY KILOAN di 17:38 0 komentar http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif


Aura manusia selalu berubah-ubah sesuai dengan kedewasaan kepribadian seseorang.

Aura manusia berwarna-warni sesuai dengan kepribadian dan kehidupan seseorang. Masing-masing warna aura menunjukkan kepribadian yang berbeda.

Panjang pendeknya aura dapat dideteksi dengan indra peraba kulit maupun dengan tongkat deteksi.

Aura seseorang dapat mempengaruhi maupun dapat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga dapat bertambah maupun dapat berkurang karena faktor lingkungan.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar pancaran aura tetap cemerlang, diantaranya :

Makan makanan yang halal, baik dan tidak berlebihan.

Olahraga yang cukup dan teratur.

Memenuhi kebutuhan tubuh akan udara segar.

Istirahat dengan cukup, mengurangi rokok, alkohol dan obat terlarang.

Mengurangi gerak hati, gerak pikir dan kegiatan-kegiatan yang buruk.


Mengurangi sikap hati yang kasar, mudah emosi dan memperbanyak rasa kasih sayang.

Sekarang, mari kita mulai latihan melihat aura. Sebelum melihat aura orang lain, ada beberapa urutan latihan yang harus dilakukan demi kesempurnaan hasil.
Diposkan oleh MS LAUNDRY KILOAN di 17:33 0 komentar http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif

Saya tertarik untuk membaca salah satu artikel bukunya Mark Smith judulnya Melihat Aura dalam Waktu 60 Detik. Alhasil saya praktekkan di rumah dan melihat hasilnya walaupun tidak terlalu jelas tapi minimal Anda pasti melihat Selubung transparan yang muncul. Berikut petikan artikel dalam bukunya yang sengaja tidak saya rubah sedikitpun untuk menjaga keaslian maknanya.
Bagaimana Melihat Aura
Berikut ini adalah bagaimana caranya Anda mampu melihat cahaya itu:
Mintalah orang tersebut berdiri pada jarak kurang lebih 50 cm di depan suatu latar belakang putih biasa. Mintalah orang itu santai dan bernapas dalam-dalam. Supaya dapat melihat dengan sangat baik, sekurang-kurangnya Anda harus mengambil jarak 3 meter dan cahaya tidak boleh terlalu terang atau terfokus langsung ke orang tersebut. Cahaya alami adalah cahaya yang terbaik. Cara terbaik melihat aura itu menuntut anda melihat melewati kepala dan wilayah bahu. Pusatkanlah perhatian di dinding di belakang orang tersebut. Sewaktu anda menatap melampaui garis bentuk tubuh tersebut dengan sangat cepat anda dapat melihat sebuah selubung putih kabur atau perak abu-abu mengelilingi tubuh itu. Kelihatannya hampir-hampir seperti ada lampu di balik orang itu, yang diarahkan ke atas.
Kemudian sangat mungkin sekali cahaya itu akan lenyap.

Hal itu disebabkan oleh reaksi alami kebanyakan orang waktu mereka pertama kali melihat selubung ini, yaitu secara tidak sengaja mengubah fokus mereka pada orang tersebut dan bukannya melanjutkan menatap dinding tadi. Segera setelah Anda kembali memusatkan pandangan ke latar belakang itu, selubung tadi akan muncul kembali. Anda harus melatih mata anda untuk tidak kembali ke fokus biasa-itulah bagian paling sulit yang harus dipelajari. Setelah Anda menguasai keterampilan untuk mempertahankan tatapan Anda melampaui orang tersebut, Anda akan mengamati bahwa warna-warni, bentuk-bentuk, cahaya-cahaya, dan bahkan medan-medan aura sekunder akan segera tampak.
Melihat Selepas Selubung itu
Barangkali dibutuhkan beberapa waktu. Meskipun saya mampu melihat selubung itu-yang sering disebut orang sebagai, "Casper hantu yang ramah,"-langsung seketika, barulah tiga hari lagi saya dapat melihat warna-warninya-tetapi warna-warni apa! Kuning atau merah jambu adalah warna pertama bagi kebanyakan orang, kemudian biru, hijau,atau ungu. Beberapa orang yang beruntung akan langsung melihat warna.
Beberapa orang yang telah saya latih tidak pernah melihat warna apapun juga, kecuali kadang-kadang warna kuning. Tetapi setiap orang sekurang-kurangnya dapat melihat selubung itu. Kalau Anda memakai kacamata, melepaskan kacamata barangkali membantu, meskipun beberapa murid lebih baik melihat dengan memakai kacamata. Jenis cahaya juga merupakan faktor penentu. Cahaya lampu neon merupakan cahaya yang paling buruk; cahaya alami tidak langsung adalah cahaya yang terbaik. Cahaya matahari langsung terlalu kuat dan akan mengalahkan serta menghapus aura. Cahaya lilin sangat baik tetapi berhati-hatilah agar lilin tersebut jangan sampai menimbulkan bayangan di latar belakang yang dilihat itu.
Cobalah dengan berbagai macam orang. Mintalah mereka bernapas dalam-dalam dan mengembuskannya secara tuntas. Satu Petunjuk: mintalah mereka melafalkan alfabet perlahan-lahan, sambil menghirup napas setiap dua huruf. Kemudian menjadi sepat setelah huruf M, sambil menyelesaikan semua sisa huruf itu tanpa menghirup napas, kalau mampu.
Anda akan melihat perubahan dalam aura sewaktu pola pernapasan itu berubah. Pada sejumlah orang, sewaktu mereka melaju lebih cepat, aura itu akan mengembang. Bila mereka tidak bernapas dengan betul, artinya, lambat-lambat, aura itu akan menciut. Bernapaslah sepenuh-penuhnya dan dalam-dalam merupakan latihan satu-satunya yang paling memberi tenaga yang dapat anda lakukan. Bila orang tersebut menghirup napas, auranya seharusnya tampak sedikit menciut,dan bila orang itu melepaskan napas penuh-penuh, auranya akan tampak mengembang. Bila pola pernapasan orang tersebut berubah ke pernapasan dangkal, auranya akan tampak sangat lemah dan mendekat ke tubuh.
Saran lain yang menolong: Mintalah orang itu berayun perlahan-lahan dari samping ke samping. Anda akan melihat auranya bergerak bersama orang tersebut. Kadang-kadang aura itu tetap tegak bersama orangnya, sedangkan pada orang lain kadang-kadang akan ketinggalan di belakang. Boleh jadi anda melihat sebuah bola warna di atas salah satu bahu, atau garis cahaya kuat di salah satu lengan. Cahaya-cahaya ini dapat berdenyut dan kemudian hilang.
Diposkan oleh MS LAUNDRY KILOAN di 17:30 0 komentar http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif
Kalau kita perhatikan dengan santai dan pandangan yang jernih maka kita dapat melihat walau mungkin secara samar bahwa pada badan yang hidup ( juga ada badan tak hidup ) terdapat semacam lapisan warna yang meliputinya yang kita kenal dengan nama AURA.

Warna dari Aura mirip seperti warna pelangi yang menyelimuti permukaan sebuah benda (terutama benda hidup) dan warna tsb dapat berubah setiap saat tergantung dari keadaan mental orang tsb.

Pada manusia Aura dapat kita lihat menjadi TIGA bagian .

Bagian pertama atau bagian yang paling dekat dengan permukaan tubuh yang seakan menyelimuti dan mengikuti lekuk tubuh secara tepat adalah Aura Kembaran kita.(atau disebut juga Aura kembaran Etheris).

Warna Aura ini kebanyakan berwarna gelap atau kadang agak kelabu.

Lapisan Kedua terletak diatasnya atau diluarnya adalah Aura bagian dalam yang sedikit banyak mencermin kankeadaan kesehatan si pemilik tubuh tsb.

Lapisan ketiga adalah lapisan diatasnya lagi atau dibagian luarnya lagi yang kita sebut Aura bagian luar ,yang sangat banyak terpengaruh oleh keadaan mental atau kebatinan orang ybs.

Warna dan Artinya :

Hitam
Lebih banyak diartikan sebagai pikiran yang negatif

Merah
Lebih banyak diartikan dengan kemarahan dan hawa nafsu

Coklat
Lebih banyak diartikan dengan keserakahan dan mementingkan diri sendiri.

Abu-Abu
Lebih banyak diartikan dengan suasana kemuraman dan kesedihan kadang ketakutan.

Oranye
Lebih diartikan dengan ambisi.

Kuning
Lebih diartikan dengan kecerdasan pada ybs.

Hijau
Sifat baik

Biru
Rasa keagamaan ,ketaatan dan cita-cita mulia

Putih
Menunjukan tingkat kerohanian yang tinggi.


Tentu masih banyak lagi warna kombinasinya yang dapat kita lihat dan ini mempunyai arti gabungan tsb.
Diposkan oleh MS LAUNDRY KILOAN di 17:26 0 komentar http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif


Banyak orang menduga aura hanya dapat dilihat dengan kekuatan batin tingkat tinggi, atau dengan bantuan khodam. Yang lebih modern, aura dapat terlihat jelas lewat hasil jepretan kamera kirlian. Tapi tahukah, aura sebenarnya dapat dilihat dengan mata telanjang. Tips berikut ini akan memandunya.

1. Melihat Aura Dengan Jari Tangan

Carilah tembok yang berwarna putih, lalu duduklah dengan tenang pada jarak 1/2 meter dari tembok. Ambil nafas sebanyak mungkin dan tahan selama mungkin. Lakukan sebanyak 5 kali. Gosoklah kedua telapak tangan hingga terasa hangat. Tempelkanlah masing-masing jari tangan kanan dan kiri saling berpasangan. Letakkanlah kedua tangan yang masih berpasangan tadi 30 cm didepan mata dengan latar belakang tembok berwarna putih. Renggangkanlah perlahan-lahan kedua telapak tangan saling menjauh. Perhatikanlah, antara kedua ujung jari tadi akan mengeluarkan garis cahaya putih. Itulah aura yang memancar dari ujung jari kita.

2. Melihat Aura Dengan Telapak Tangan

Tariklah nafas dan gosokkanlah kedua telapak tangan seperti pada cara No. 1. Tempelkanlah salah satu telapak tangan pada tembok yang berwarna putih. Tariklah nafas, tahan dan hembuskanlah. Lepaskan telapak tangan dari tembok. Amatilah bekas telapak tangan yang tertinggal ditembok. Itulah aura yang memancar dari telapak tangan dan lama kelamaan akan larut dalam aura alam.

3. Melihat Aura Diri Sendiri

Letakkanlah cermin besar dihadapan kita. Duduklah dengan tenang. Usahakanlah latar belakang tembok berwarna putih dan penerangan berupa lampu neon. Tariklah nafas sebanyak mungkin dan tahanlah selama mungkin. Ulangilah sebanyak 5 kali. Tataplah bayangan diri kita yang ada dicermin. Pandangan mata diusahakan tidak melihat tubuh maupun bayangan tubuh, namun lihatlah batas tepian kepala dengan latar belakang tembok. Setelah pandangan mata kita terfokus, maka perlahan-lahan dari kepala dan bahu akan keluar cahaya aura kita. Sinar yang pertama kali terlihat, biasanya berwarna putih. Putih ini biasanya bukan merupakan warna aura kita yang sesungguhnya, melainkan dari warna aura yang sesungguhnya. Tataplah terus sampai kita melihat warna lain yang tidak berubah. Setelah berhasil, mulailah untuk melihat aura orang lain.

4. Melihat Aura Orang Lain

Mintalah bantuan seseorang yang akan menjadi objek untuk berdiri didepan tembok yang berwarna putih. Usahakanlah penerangan didalam ruangan dibuat remang-remang atau redup. Berdirilah lebih kurang 3 meter didepan objek. Fokuskanlah pandangan mata pada bagian tepi kepala dan bahu objek. Perlahan-lahan akan keluar sinar aura dari tepi kepala objek. Fokuskanlah pandangan pada seluruh tepian tubuh objek, maka seluruh tubuh objek akan memancarkan warna aura.

Ilmu Menurut Kacamata para ulama

Ilmu menurut pendapat ulama ialah perkataan-perkataan dan maknanya. Menurut Arif, Ilmu itu ialah mengetahui Asma-Asma dan objek-objek yang ditunjukkan oleh Asma itu. Di sini bermula asas dan dasarnya.

Ilmu itu tidak boleh dikaitkan dengan 'Adam kerana ia tidak ada. Ilmu hanya boleh dikaitkan dengan yang wujud sahaja. Yang tidak ada, tidak dapat dikaitkan dengan ilmu kerana yang tidak ada itu tidak dapat difikirkan dan tidak termasuk dalam akal dan tidak dapat disifatkan. Hakikatnya tidak ada, melainkan semata-mata nafi. Nafi semata-mata tidak dapat menghasilkan apa-apa (pada akal dan fikiran). Jika hasil apa-apa, maka jadilah wujud.

Adam tidak boleh wujud bila-bila masa pun kerana hakikat-hakikat tidak boleh berubah.
Jika anda periksa apa yang membisikkan pada diri anda dan apa yang ditanggap oleh Qalbu (Hati) anda dengan menafikan adanya sekutu bagi Allah, maka anda akan dapati bahawa tidak ada yang lain dalam diri anda kecuali Keesaan yang wujud.
Inilah pengertian ilmu mengikut ahli makrifat; mengetahui sesuatu yang boleh dikaitkan dengan yang wujud sahaja di mana yang wujud dalam makrifat mereka tidak memiliki sebarang analogi lain selain dirinya sendiri. Allah tidak memiliki analogi lain selain Diri-Nya Sendiri; dan Dia menyerupai Diri-Nya sendiri. Dia serupa itu dan Dia serupa Diri-Nya, kerana ia analog dengan Diri-Nya sendiri. Dia hanya seperti Diri-Nya dan hanya seperti dirinya. Peneguhnya adalah penopangnya dan penopangnya adalah peneguhnya. Ia bukan Dia dan Dia bukan ia. Dan tiada Dia kecuali ia dan tiada ia selain Dia. Tak ada makrifat selain Dia. Tak ada dia kecuali Dia.
Maka ahli makrifat adalah "seseorang yang melihat dan makrifat berada dalam dia yang tetap tinggal di dalam". Ahli makrifat tinggal dengan "tindakan mengenal" oleh kerana ia adalah pengenalannya. Pengenalannya adalah miliknya dan makrifat berada disebalik itu. Bentuk-bentuk masih lebih jauh lagi di seberang itu.
Cerita adalah urusan penutur cerita dan makrifat adalah urusan orang terpilih. Tindakan pura-pura adalah tindakan perseorangan bersama pelamun-pelamun sesat, dan tafakkur tinggal bersama dengan orang-orang yang murung manakala kelalaian bersama dengan orang-orang yang kebingungan.

Allah adalah Allah, Ciptaan adalah ciptaan.
Dan tak ada soal .
Sesungguhnya "Tidak ada perubahan dalam kalimah-kalimah Allah itu" (Surah Yunus:64)

JENIS-JENIS ILMU & BAHAGIAN-BAHAGIANNYA
Ketahuilah bahawa ilmu terbahagi kepada dua bahagian utama iaitu:

Ilmu Syari'i
Ilmu 'Aqli

Ilmu-ilmu Syari'iah adalah bersifat 'Aqliah bagi orang yang mengetahuinya dan kebanyakan Ilmu-ilmu 'Aqliah adalah bersifat Syari'iah bagi orang yang mengenalinya. ( Kenyataan di atas jika difahami ianya adalah untuk menunjukkan hubungan yang erat antara ilmu-ilmu Syari'iah dan ilmu 'Aqliah sebagaimana yang akan dinyatakan seterusnya.)

Firman Allah yang bermaksud;
"Dan sesiapa yang Allah tidak kurniakan nur kepadanya, nescaya tidak ada baginya nur."
(Surah Al-Nur : 40)

Bahagian Pertama (Ilmu Syari'ah)
Ilmu Syari'ah terbahagi kepada dua macam iaitu:

A. ILMU USUL (Umbi).
B. ILMU FURU'

A. ILMU USUL

Ilmu Usul (Umbi) ini terbahagi pula kepada tiga jenis iaitu Ilmu Tauhid , Ilmu Tafsir dan Ilmu Akhbar ( Hadis )

1. Ilmu Tauhid.
Ilmu ini membicarakan tentang zat Allah Taala, Sifat-sifatnya yang Qadimiah(Sediakala) Sifat-sifatnya yang Fi'liah(berupa perbuatan) dan Sifat-sifatnya yang Zaatiah(berupa Zat) yang berbagai-bagai nama menurut nama-nama sebagaimana yang tersebut.
Ia membicarakan tentang Nabi-nabi dan Imam-imam selepas mereka dan sahabat. Juga membicarakan tentang mati dan hidup,
membicarakan tentang Qiyamat, kebangkitan, perhimpunan di padang Masyar, kiraan amalan dan kelihatan Allah Taala.

Ahli-ahli fikir dalam ilmu ini berpegang pada:
* mula-mula sekali dengan ayat-ayat Al-Quran
* kemudian dengan hadis-hadis Rasulullah SAW.
* kemudian dengan dalil-dalil 'Aqliah dan bukti-bukti Qiyasiah
Mereka mempergunakan bahan-bahan qias perdebatan dan 'Anadi' (qias Pertentangan) dan hujungan-hujungan kedua-duanya yang diambil dari Logik(Mantik) Falsafah dan mereka meletakkan perkataan bukan pada tempatnya. Mereka mempergunakan istilah-istilah :-

Jauhar, A'radh, Dalil, Nazor (tilik) Istidlal dan Hujah, sedangkan berlainan makna tiap-tiap istilah ini bagi tiap-tiap golongan. Ahli-ahli Tasauf maksudkan suatu yang lain manakala ahli-ahli Ilmu Qalam maksudkan suatu yang lain pula. begitulah seterusnya. Bicara bapak ini tidaklah bermaksud untuk mentahkidkan makna tiap-tiap perkataan itu menurut pendapat tiap-tiap golongan. Oleh itu kita tidak akan bincangkan di sini.

Ahli-ahli fikir dalam usul dan ilmu tauhid yang mengambil bahagian khas ( dalam mengemukakan dan mempertahankan ilmu mereka) dengan "Qalam" atau "Kata-Kata" digelarkan "Mutakallimun" (ahli-ahli ilmu qalam). Oleh sebab ini ilmu tauhid terkenal juga dengan gelaran "ILMU QALAM".

2. Ilmu Tafsir.
Al-Quran adalah sesuatu yang paling agung dan paling penting dalam agama. Di dalam Al Quran terdapat kemusykilan yang tidak dapat diselesaikan oleh akal tiap-tiap orang selain dari orang yang dikurniakan oleh Allah Taala untuk memahami kitabnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW ada bersabda yang bermaksud:

"Tiap-tiap ayat Al Quran itu ada sahaja zahir dan batin dan batinnya itu mempunyai tujuh lapisan pula"

Dalam suatu riwayat yang lain dinyatakan sebagai mempunyai sembilan batinnya.

Rasulullah bersabda lagi dengan maksudnya:
"Tiap-tiap huruf dari huruf-huruf Al-Quran mempunyai had.”
Maksudnya sama dengan 'Nihayah' yang bermaksud batas) dan tiap-tiap had mempunyai Mutholi'(tempat tinggi untuk meninjau). Allah Taala telah memberitakan dalam Al-Quran mengenai seluruh ilmu, segala maujudah yang nyata dan yang tersembunyi, yang kecil dan yang besar, yang dapat dirasa dan yang dapat difahami oleh akal. Ini ditunjukkan oleh firmannya yang bermaksud:

"Dan tidak ( gugur ) biji yang basah dan tidak kering melainkan terdapat dalam Kitab yang nyata". 
(Surah Al-An'am, ayat 59).

Allah berfirman lagi yang bermaksud:
"Supaya mereka perhatikan ayat-ayatnya dan supaya ingat orang-orang yang mempunyai fikiran".(Surah Al-Shod, ayat 29).

Bila Al-Quran itu suatu yang paling agung, ahli-ahli tafsir manakah yang dapat keluar dari ikatannya?
Ya!, tiap-tiap dari ahli tafsir hanya dapat menghuraikan Al-Quran menurut tenaga sahaja, menerangkannya sekadar kekuatan akalnya dan menurut kadar isi ilmunya. Dengan kebolehan-kebolehan yang terbatas ini sekalian ahli tafsir itu berkata-kata sedangkan sebenarnya mereka patut berkata bahawa dalam ilmu Al-Quran itu terkandung :- Ilmu Usul dan Ilmu Furu', Ilmu Syarie' dan Ilmu 'Aqli.

Meskipun begitu ahli tafsir mestilah memandang Al-Quran dari segi bahasanya, dari segi perumpamaannya, dari segi susunan pengucapan, dari segi tingkat-tingkat nahu, dari segi 'adat Arab, dari segi pendapat hukamah-hukamah, dari segi perkataan ahli tasauf hingga dapat mendekatkan tafsirnya kepada tahkiq. Andainya tafsir itu cuma terbatas setakat suatu segi sahaja dan hanya memberikan keterangan menerusi suatu kepandaian sahaja, tidaklah keterangan itu memuaskan hati dan masih memberi peluang kepada hujah dan alasan dari orang lain untuk menentangnya.

3. Ilmu Akhbar (Hadis-hadis)
Bahawa Nabi SAW adalah orang Arab dan A'jam yang paling fasih, ia adalah guru yang diwahyukan kepadanya dari Allah Taala, akalnya adalah meliputi seluruh Alam Atas dan Alam Bawah, tiap-tiap perkataannya , malah tiap-tiap ucapannya terdapat disebaliknya lautan rahsia dan perbendaharaan teka-teki. Maka mengetahui Akhbarnya dan mengenali hadisnya adalah suatu soal yang besar dan suatu kerja yang hebat, sesiapa pun tidak berkuasa untuk menyelami ilmu perkataan Nabawi melainkan dengan cara ia membetulkan diri menuruti perintah-perintah Nabi SAW dan menghilangkan kebengkok-bengkokkan dari Qalbunya dengan pedoman syarak Nabi SAW.

Sesiapa yang ingin memperkatakan tafsir Quran dan Takwil Akhbar (Hadis) dan ingin supaya tepat kata-katanya, orang itu pada mula-mula sekali mesti menguasai Ilmu Bahasa, mendalami Ilmu Nahu dan mempunyai pengetahuan yang dalam bidang 'Irab (perubahan baris-baris akhir kalimah kerana faktor-faktor mendatang menurut Ilmu Nahu) dan pandai dalam berbagai-bagai Tasrik (kepandaian mengubah sesuatu kalimah yang asal menjadi bermacam-macam bentuk untuk pengertian-pengertian yang dikehendaki oleh seseorang),

Ini adalah kerana Ilmu Bahasa adalah tangga untuk mendaki kepada seluruh ilmu. Sesiapa yang ingin naik ke atas serambi rumah, lebih dulu ia perlu menyediakan tangga, kemudian baru mendaki, Ilmu Bahasa adalah jalan yang penting dan tangga yang besar ertinya. Seorang penuntut ilmu tiada dapat memisahkan dia dari hukum-hukum bahasa.
Oleh itu Ilmu Bahasa adalah asal segala asal. Yang mula-mula mesti diketahui dalam bahasa ialah mengenai bahan-bahan yang sama tarafnya dengan perkataannya sepatah demi sepatah kemudian mengetahui kata-kata perbuatan seperti kata-kata yang terdiri dari tiga huruf dan empat huruf dan lain-lainnya.

Seorang Ahli Bahasa mesti pula mengetahui syair-syair Arab, dan yang paling penting serta paling rapi ialah syair-syair jahiliah, kerana ia mengasahkan fikiran dan memperhaluskan jiwa. Selepas syair-syair, bahan-bahan (dari perkataan) dan nama-nama itu mesti menguasai ilmu nahu, kerana ia untuk ilmu bahasa serupa dengan timbangan dacing untuk emas dan perak, Manthiq untuk Ilmu Falsafah 'Arudh (Ilmu timbangan syair atau Ilmu Persajakan) untuk syair. Lengan untuk baju dan sukatan untuk biji-bijian. Tiap-tiap suatu tiada di timbang dengan timbangan yang tiada jelas padanya hakikat pertambahan dan pengurangan.
Oleh itu Ilmu Bahasa adalah jalan menuju kepada Ilmu Tafsir dan Akhbar(Hadis). Ilmu Al-Quran dan Akhbar adalah dalil bagi ilmu tauhid, manakala tauhid adalah ilmu yang hanya dengan dia sahaja baru terselamat para hamba dan dengannya mereka terlepas dari ketakutan hari kebangkitan kembali. Inilah Ilmu Usul secara perincian.

B. ILMU FURU’ ( Ilmu Cawangan)

Sesuatu ilmu itu boleh berupa 'Alami atau 'Amali. Ilmu Usul adalah ilmu yang berupa Ilmu 'Alami manakala Ilmu Furu' adalah ilmu yang berupa 'Amali.

Ilmu Amali ini mengandungi tiga hak :

1. Hak Allah Taala :
Ini adalah mengenai bahagian-bahagian ibadat seperti bersuci, sembahyang, zakat, haji, jihad zikir, perayaan-perayaan (Al-'Ayaad dengan makna pertama perayaan agama dan makna kedua pengulangan-pengulangan maksudnya Tajali-tajali yang berulang-ulang atas Qalbu dengan cara mengulangi amalan-amalan) perhimpunan (Jama'ah ), dan lain-lain amalan sunat dan fardhu.

2. Hak para hamba
Ini adalah mengenai bahagian-bahagian 'Aadat (kemasyarakatan) yang terbahagi kepada dua bidang:

i. Mu'amalah (Pergaulan) seperti jual beli, syarikat, pemberian (Al-Hibah), pemberian pinjam dan hutang, Qishas dan segala bahagian Diyat (denda berupa wang dari kesalahan pembunuhan atau pencederaan).

ii. Mu'aakodah(Perjanjian) seperti nikah, talak, pembebasan hamba, perhambaan, pembahagian pesaka dan segala hujungannya.
Dua bahagian yang tersebut di atas ini dinamakan 'FEKAH'. Ilmu Fekah adalah ilmu yang mulia, berfaedah, mengenai semua (manusia) lagi perlu. Tidak terlepas manusia daripadanya kerana keperluannya kepadanya adalah umum.

3. Hak Jiwa.
Hak jiwa ialah sesuatu yang berkaitan dengan Ilmu Akhlak. Akhlak itu kalau tercela wajib disingkirkan dan dibuang. Jika terpuji, wajib dipakai sebagai perhiasan segala jiwa. Akhlak yang tercela dan sifat-sifat yang terpuji memang terkenal dalam Kitab Allah dan hadis-hadis Rasulullah SAW. Sesiapa yang berakhlak dengan salah satu daripada sifat-sifat yang terpuji itu, ia akan masuk syurga.

ILMU ‘AQLI
Ilmu 'Aqli atau ilmu yang bermasaalah lagi musykil. Ilmu yang boleh berlaku SALAH atau BETUL. Ia terletak pada tiga tingkat iaitu:

Tingkat Pertama
Tingkat mula-mula, Ilmu Matematik dan Ilmu Logik(Mantik). Dari Ilmu Matematik lahir Ilmu Hisab yang membicarakan tentang angka-angka, geometri (ilmu ukuran-ukuran dan bentuk-bentuk), Ilmu Astronomi (berhubung dengan falak, bintang-bintang, kawasan-kawasan bumi dan apa-apa yang berhubungan dengannya). Terbit dari Ilmu Astronomi ini sebagai cawangannya ialah Ilmu Astrologi (Ilmu Nujum dan hukum-hukum dan Horoskop). Dari Ilmu Matematik itu lahir pula ilmu-ilmu muzik yang membicarakan tentang nisbah tali-tali alat bunyi. Ada pun ilmu logik adalah membicarakan tentang cara menentukan had (Al-Had ) dan Resam (Al-Resam) dalam sesuatu yang dapat dicapai dengan konsep (Tasawwur). Juga ia meninjau dari cara qias ( Al-Qias ) dan bukti ( Al-Burhan ) dalam ilmu-ilmu yang dicapai dengan pengakuan (Al-Tasdiq). Ilmu Logik berpusing di sekitar kaedah ini.

Bermula dari kata-kata tunggal,
kemudian kata-kata bersusun,
kemudian khasiat-khasiat,
kemudian qias,
kemudian bahagian-bahagian qias,
kemudian matlamat bukti (Mutholib Al-Burhan).
Inilah dia penghabisan Ilmu Logik.

Tingkat Kedua
Tingkat tengah ini ialah Ilmu Tabie. Ilmu Tabie ini ialah suatu ilmu yang membicarakan tentang Jisim Mutlak (Jisim semata-mata jisim yang terdiri dari benda dan rupa tanpa ikatan dengan mana-mana ruang. Di sini dibicarakan tentang pembahagian-pembahagian jisim, gerak, perubahan dan apa yang berhubung dengan gerak itu seperti zaman, ruang dan kosong) dan
Rukun-rukun Alam (membicarakan tentang langit-langit dan empat anasir yang berada daripada bahagian bawah falak bulan, tabiat-tabiat anasir itu dan lain-lain),
Jauhar-jauhar dan 'Aradh, Gerak dan Diam, tentang Hal Ehwal Langit, Sesuatu Yang Berupa Tindakan dan Kesan Tindakan.

Dari ilmu ini, lahir perbicaraan tentang:
Hal-ehwal Tingkat-tingkat Maujudah, Bahagian-bahagian Jiwa, Mizraj dan Kualiti Deria dan
cara pencapaiannya terhadap sesuatu yang dapat dicapainya.
Kemudian membawa kepada perbicaraan tentang ilmu kedoktoran iaitu ilmu mengenai badan-badan, penyakit-penyakit, ubat-ubat, pengubatan dan apa yang berhubung dengannya. Di antara cawangan Ilmu Tabie ialah:-

Ilmu Kesan-kesan Atas
Ilmu Benda-benda Galian
Pengetahuan Khasiat Benda dan berakhir pada Ilmu Perusahaan Kimia iaitu pengubatan jasad-jasad yang sakit pada bahagian-bahagian dalam benda-benda galian.

Tingkat Ketiga.
Ini adalah tingkat tertinggi yang membicarakan tentang MAUJUD kemudian membahagikan kepada "WAJIB"(tiap-tiap apa yang wujudnya dari zatnya sendiri bukan dari yang lain. Wujud yang begini keadaannya ialah wujud Allah, sebab inilah diistilahkan dengan "WAJIBAL WUJUD" ertinya "Yang Wajib Ada") dan "MUMKIN" (tiap-tiap yang wujudnya bukan dengan zatnya sendiri, malah bergantung dengan zat yang lain. Kalau tidak ada zat yang lain ini, maka ia tidak.

Wujudnya yang begini keadaannya adalah wujudnya makhluk. Sebab itulah makhluk diistilahkan dengan "MUMKINAL WUJUD"ertinya "Yang Mungkin Ada"). kemudian membicarakan tentang Penciptanya dan ZatNya, segala sifat-sifatNya, perbuatan-perbuatanNya, perintah-perintahNya, hukum dan qadaNya serta susunan kelahiran maujudah daripadaNya, kemudian membicarakan tentang sesuatu yang tinggi (Al-'Uluyah) Jauhar-jauhar Mufrad, Akal-akal Abstrak, dan Jiwa Yang Sempurna kemudian membicarakan tentang malaikat-malaikat dan syaitan-syaitan dan berakhir dengan Ilmu Nubuwah, soal-soal mukjizat dan hal-ehwal keramat, dan kemudiannya membicarakan hal-ehwal Jiwa-jiwa Suci, hal-hal tidur dan sedar dan maqam-maqam mimpi.

Di antara cawangan-cawangannya ialah :-
Ilmu Tillasmaat (Ilmu membuat tangkal atau azimat) dan
Ziijaat (ilmu yang membicarakan tentang kedudukan falaniah-falaniah) dan
apa yang berhubungan dengannya.
Ilmu-ilmu ini mempunyai perincian-perincian, lapangan-lapangannya dan tingkat-tingkatnya yang memerlukan ruangan yang lanjut. Tetapi sudah cukuplah dengan ringkasan ini.

TINGKAT-TINGKAT JIWA DALAM MENDAPAT ILMU

Ketahuilah bahawa ilmu-ilmu adalah terhunjam dalam seluruh jiwa manusia dan semuanya sesuai untuk menerima seluruh ilmu. Kalau suatu jiwa itu terluput dari mendapat habuannya, tidak lain hanya kerana suatu sebab yang mendatang, menimpa ke atas nya dari luar. Sebagaimana sabda Nabi SAW. yang bermaksud:

"Dijadikan manusia dalam keadaan suci, kemudian dirosakkan mereka oleh syaitan-syaitan".

dan sabdanya lagi yang bermaksud:

"Tiap-tiap yang dilahirkan adalah dilahirkan dalam keadaan semulajadi".

Jiwa berakal (Al-Nafsul Naathoqah) manusia memang layak untuk menerima pencaran jiwa keseluruhan (Al-Nafsul Kulliyah) di atasnya dan bersedia untuk menerima gambaran-gambaran yang dapat difahami oleh akal (Ma'quulah) dengan kekuatan kesucian aslinya dan kemurniaannya yang asal. Tetapi sebahagiannya menderita sakit dalam dunia ini diserang oleh berbagai penyakit yang menyebabkan tiada dapat mencapai hakikat-hakikat, manakala sebahagiannya masih dalam keadaan kesihatan yang asal tanpa sakit dan rosak dan sentiasa bersedia (untuk menerima ilmu) selagi masih hidup.
Jiwa-jiwa yang sihat ialah jiwa-jiwa Kenabian (Al-Nufus Al-Nubuwiyah) yang bersedia untuk menerima wahyu dan bantuan (pertolongann atau penguatan dari Allah), berkuasa untuk melaksanakan penyelongkaran dalam Ilmu kejadian dan kebinasaan, kerana jiwa-jiwa itu adalah kekal dalam kesihatan aslinya dan tidak berubah Mazrajnya oleh bencana penyakit. Oleh itu Anbiya' adalah menjadi para doktor-doktor jiwa dan menjadi para penyeru makhluk supaya menyucikan semulajadi akan diri mereka.

Ada pun jiwa-jiwa yang sakit dalam dunia yang hina ini terdiri dari beberapa tingkat:

1. Jiwa-jiwa yang sedikit sahaja dikesani oleh penyakit yang menimpa dan sedikit sahaja awan kelupaan menyeliputi lintasan-lintasan fikiran mereka. Mereka berusaha dalam pengajian dan mencari kesihatan asli. Dengan ini hilanglah penyakit mereka dengan pengubatan yang mudah. Tersingkaplah awan kelupaan mereka dengan hanya sedikit pengajian sahaja.

2. Jiwa-jiwa yang belajar sepanjang usia dan berusaha dalam pengajian itu. Mereka mencari kesihatan asli, maka hilanglah penyakit itu dengan pengubatan yang mudah dan tersingkaplah awan kelupaan mereka dengan hanya sedikit pengingatan.

3. Jiwa-jiwa yang belajar sepanjang usia, berusaha mendapatkan ilmu dan membetulkan dalam seluruh zaman mereka, sedangkan mereka tidak faham sedikit pun kerana rosak mazraj mereka, sebab mazraj ini bila rosak tidak akan dapat diubati lagi.

4. Jiwa yang mengingat dan lupa, cuba melatihkan diri (dengan beramal untuk mengembalikan
ingatan itu) tetapi tiada berdaya. Mereka hanya mendapat Nur yang sedikit dan pancaran yang malap. Perbezaan-perbezaan ini timbul dari pengarahan jiwa-jiwa itu terhadap dunia dan tenggelam di dalam dunia ini menurut kuat dan lemahnya seperti orang sihat bila ia sakit dan orang sakit bila ia sihat. Bila masalah ini telah terurai, akan timbullah jiwa-jiwa itu dengan Ilmu Laduni dan akan mengetahui bahawa mereka memang Alim(mengetahui) pada awal semula jadinya dan murni pada permulaan ciptaannya. Sedangkan mereka menjadi jahil itu adalah kerana sakit yang dideritai ketika bersama dengan jasad yang tebal ini dan ketika tinggal dalam rumah yang kotor dan tempat yanng gelap.

Bahawa jiwa-jiwa itu belajar untuk mendapatkan ilmu yang tidak ada, bukanlah menciptakan akal yang luput, malah belajar itu adalah merupakan usaha jiwa-jiwa tersebut untuk mengembalikan ilmu asal lagi instintif (berdasarkan naluri bukan dihasilkan oleh taakulan atau ajaran) dan menghilangkan penyakit yang timbul dari pengarahan jiwa-jiwa itu kepada kekotoran jasad dan segala yang berhubung dengan kepentingan jasad.
Seorang bapa yang pengasih lagi penyayang kepada anaknya, bila ia mengarahkan perhatiannya kepada soal menjaga anak sahaja, ia akan lupa segala urusan yang lain dan masanya penuh dengan soal membicarakan anak sahaja. Begitu juga jiwa, kerana terlampau memperhitungkan kepentingan kerangka (jasad) ini dan tenggelam di dalam lautan tabiat dengan sebab lemah dan pengasingannya. Ia memerlukan pelajaran sepanjang usianya untuk mengingatkan kembali apa yang telah dilupakan dan untuk mendapatkan semula apa yang telah luput. Pengajian ini tidak lain dari hanya pengembalian jiwa kepada jauharnya dan pencungkilan apa yang berada dalam hati nurani kepada tindakan untuk menyempurnakan zatnya dan mencapai kebahagiannya.

Bila suatu jiwa telah lemah dan tidak dapat kembali kepada hakikat Jauhariahnya, hendaklah ia berguru pada seorang yang pengasih lagi Alim dan memohon pertolongan daripadanya supaya ia menolong dalam mencapai cita-citanya, seperti seorang sakit yang tidak tahu cara mengubati penyakitnya sedangkan ia berusaha menyembuhkannya. Ia terus menemui doktor yang pengasih, menerangkan hal dirinya dan meminta supaya mengubatinya.
Kita pernah menyaksikan seorang Alim menderita suatu penyakit yang tertentu seperti sakit kepala dan dada, menyebabkan lari ilmu dari jiwanya. Ia lupakan segala maklumatnya dan ingatannya terhadap segala apa yang didapatinya dulu menjadi keliru dan tertutup. Bila ia sihat kembali, hilanglah lupanya itu dan kembalilah jiwa mengingati maklumatnya, lalu teringatlah semula apa yang telah dilupainya semasa sakit.

Dari sini kita dapat mengetahui bahawa ilmu-ilmu itu tidaklah binasa, sebenarnya ia dilupakan. Perbezaan antara "Mahwun" ertinya "sapu" dan "Nasyan" ertinya "lupa".
Sapu itu ertinya binasa ukiran-ukiran dan tulisan-tulisan, manakala lupa ialah kekeliruan di antara ukiran-ukiran dan tulisan-tulisan itu. Seperti awan yang mendung atau awan yang menutup sinar matahari dari pandangan orang bukan seperti jatuh matahari yang ertinya perpindahan matahari dari atas bumi menuju ke bawah bumi.

Perhatian penuh jiwa dalam pengajian bermakna menghilangkan penyakit dari jauhar jiwa supaya ia kembali kepada apa yang telah diketahui pada awal-awal semulajadi dan telah dikenalinya pada awal kesuciannya.
Bila anda telah mengetahui sebab dan maksud pengajian dan hakikat jiwa dan jauharnya, maka ketahuilah bahawa jiwa yang sakit adalah memerlukan pengajian dan pengorbanan usia dalam mendapatkan ilmu-ilmu. Ada pun jiwa yang kurang sakit dan sedikit sahaja penyakitnya, kecil merbahayanya, tipis awan mendungnya, sedangkan mazrajnya sihat; maka ia tidak memerlukan penambahan pengajian dan kepenatan yang lanjut. Malah dengan sedikit Nazhor(Tilik) dan fikir sudah cukup untuk memulihkan kembali asalnya, sampai kepada permulaan dan hakikatnya, melihat rahsia-rahsia jiwa dan mencungkil apa yang ada di dalam dari kekuatan kepada tindakan serta menjadikan apa yang tersembunyi di dalamnya sebagai pakaian untuknya.

Dengan ini lengkaplah dia dan sempurnalah keadaannya. Ia mengetahui banyak perkara dalam waktu yang singkat dan menggambarkan maklumat dengan teratur baik.
Ia menjadi Alim (mengetahui) sempurna lagi dicekapi (Mutakallimah: maksudnya dicapai dari sebelah hijab atau dengan kata lain, mendengar suara dari Alam Hakikat atau Alam Ketuhanan tingkat Wahdiah atau Al-Aqlul Kulli yang memberikan ajaran-ajaran).
Ia mengambil cahaya dari pengarahan terhadap Jiwa-Jiwa keseluruhan (Al-Nafsul Kuliyyah) dan Jiwa-Jiwa Keseluruhan ini pula melimpahkan cahayanya ke atas Jiwa Bahagian (Al-Nafsul Juz'ie). Kedua-dua jiwa ini hampir serupa keadaan dipandang dari segi kerinduan kepada asal. Ia (jiwa-jiwa yang kurang sakit) memutuskan urat-urat dengki dan umbi dendam dan meninggalkan keutamaan dan perhiasan-perhiasan dunia. Bila jiwa-jiwa telah sampai kepada tingkat ini, sesungguhnya ia telah mengetahui, selamat dan berjaya. Inilah yang dikehendaki untuk semua orang.